Rabu, 04 April 2012

GANGGUAN PADA ANAK



KEGAGAPAN
          Proses belajar berbicara hampir sama dengan proses berjalan, kedua proses tersebut dalam tingkatan kecepatan mereka masing-masing, sebagian anak akan berjalan dengan tegap melintasi ruang santai kedalam pelukan papa atau mama nya tanpa hambatan, dan sebagian akan jatuh menangis pada langkah ketiga. Demikian pula, ada sebagian anak yang mampu berceloteh dengan lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan anak-anak lain yang terlihat sangat kesulitan dalam merangkai dan mengartikulasikan bunyi asing yang disebut dengan kata. GAGAP merupakan cacat pada kefasihan berbicara yang ditandai dengan pengulangan bunyi konsonan dan vokal dan atau perpanjangan suku kata merupakan  hal yang umum dari perjuangan tersebut.
          Terkadang pembicaraan seorang anak yang gagap benar-benar akan terhambat, pada saat-saat lain ada keraguan yang ringan dan menengah. Sebagian besar kegagapan mulai muncul diawal masa kanak-kanak dan akan memuncak di sekitar usia tiga sampai empat serengah tahun. Lebih dari 99% anak-anak tak lagi gagap saat mereka menginjak usia remaja. Ada banyak teori apa penyebab kegagapan, ada yang beranggapan hal tersebut merupakan sebuah gangguan neurotik, ada juga yang melihatnya sebagai dampak dari konflik keluarga. Tetapi beberapa penelitian terkini sepertinya menunjukan bahwa akar permasalahan tersebut bisa jadi biologis.

Anak-anak yang kesulitan berbicara
          Janey yang berusia sembilan tahun sesungguhnya tidak memiliki masalah apa-apa ketika harus berbicara dengan orangtua dan kakak-adiknya dirumah, namun setiap ia melangakahkan kaki keluar rumah, ia akan segera menjadi anak yang sangat pendiam, serta merta menjadi bisu. Ini apa yang dilakukan nya disebut dengan kebisuan selektif. Anak-anak tersebut bisa jadi akan menolak berbicara dengan siapapun diluar rumah atau saat disekolah, atau menolak berbicara kepada orang dewasa selain orang tuanya.
Kebisuan selektif pada anak-anak serta sejarah menyeluruh yang didapatkan dari orangtua mereka biasanya menunjukan bahwa meraka selalu bersikap segan, malu-malu, serta menarik diri dan cenderung akan mengisolasi diri dari interaksi sosial apapun. Sebagian akan sangat tergantung pada ibunya, sebagian akan mengalai ketakutan-ketakutan irrasional(fobia). Secara keseluruhan, anak-anak yang mengalami masalah kebisuan selektif akan terlihat sedikit terbelakang secara sosial atau kurang dewasa dibandingkan teman-teman sebayanya. Bahkan banyak diantara mereka yang mengalami masalah mengompol dan buang air besar dicelana.Kebisuan mereka biasanya mulai secara perlahan-lahan dan kemudian akan semakin membesar, ada beberapa kasus yang jarang dimana kebisuan berkembang secara dramatis dan kalaupun hal ini yang terjadi biasanya alasan mendasari hal tersebut merupakan alasan yang sangat kuat, sebuah keadaan penuh strees yang tiba-tiba misalnya pelecehan seksual atau kekerasan fisik, kematian teman dekat atau anggota keluarga ataupun perpisahan secara paksa dengan orang yang disayangi nya.
Yang harus anda lakukan
Orang tua yang memiliki anak yang mengalami kebisuan selektif diluar rumah adalah berhenti mencari sumber masalah maupun solusi di luar rumah mereka sendiri. Hampir semua gejala dramtis ini harus diperlakukan sebagai sebuah tanda bahwa anda harus menelidiki pola jaln dalam keluarga anda sendiri, dengan memberikan perhatian khusus pada pola relasi anak anda dengan seluruh anggota keluarga
Sebagian besar anak yang mengalami kebisuan selektif akan membaik pada saat mereka menginjak usia sepuluh tahun, jika masalah ini masih berlangsung lebih lama dari batasan usia tersebut, maka masalah yang ada bisa jadi akan jatuh jauh lebih serius.
Bebrapa perawatan yang disarankan dan terbukti memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi adalah :
·        Psikoterapi individual
·        Psikoterapi keluarga
·        Terapi bicara bagi beberapa anak yang juga memiliki gangguan bicara
·        Medikasi antidepressant


Ganguan Bahasa

           Bahasa jelas sekali telah mempersatukan orangtua dan anak dalam sebuah cara baru yang meriangkan, bayi seolah-olah berubah menjadi “manusia sejati” saat mereka beusaha berbicara, fakta bahwa kekawatiran sedemikian hampir selalu tidak beralasan, meskipun perkembangan bahasa pada anak-anak (sebagaimana keterampilan-keterampialan fundamental yang lain) memiliki beberapa karakteristik tertentu secara umum berlaku pada hampir semua anak usia dan interval yang hampir sama, perkembangan ini juga merupakan sebuah proses yang unik yang berlangsung pada masing-masing individu.
          Kita belum sepenuhnya mengetahui semua variabel yang menunjukan perbedaan-perbedaan individual dalamn perkembangan bahasa, namun setidaknya kita sudah mengetahuinnya bahwa lingkungan verbal dan non-verbal awal bagi sang anak memiliki peran yang sangat penting, sebagiamana anak-anak yang diajak berbicara dan menikmati lingkungan fisik dan emosional yang sehat akan cenderung akan berkembang secara verbal dalam kecepatan optimal dan kemungkinan anak akan tumbuh dengan kemampuan berbicara yang lebih cepat dan lebih fasih.
Perlu kita ingat bahwa sebagian besar masalah atau hambatan yang tercantum dalam jadwal berikut secara umum akan membaik dengan sendirinya.
·        Sebagian besar bayi akan mulai tersenyum saat ia menginjak usia dua atau tiga bulan, ketawa kecil pada usia tiga setengah bulan, merespon suara pada usia lima bulan dan mengoceh saat ia menginjak usia enam bulan.
·        Pada saat ia menginjak sepuluh atau duabelas bulan, anak-anak mulai mengenal beberpa patah kata dan jumlah ini akan berkembang menjadi ribuan kata pada usia tiga setengah hingga lima tahun.
·        Pada usia dua tahun, sebagian besar anak sudah mampu merangkai kalimat yang terdiri dari dua patah kata dan pada saat ulang tahun ketiga berkembang hingga tiga patah kata.
·        Pada saat usia empat tahun anak-anak akan mampu menggunakan beraneka bentuk kalimat.
·        Pada usia lima tahun 95 % anak-anak akan mengalami sedikit masalah atau tidak sma sekali menyangkut pemahaman dan ekspresi bahasa.

Cara mengenali masalah
Perhatikan daftar tanda-tanda peringatan umum berikut :
·        Sang anak hanya mampu mengahapal jumlah kata sangat sedikit pada saat ia beusia delapanbelas atau sembilanbelas bulan.
·        Sang anak sepertinya tidak memiliki pemahaman apapun terhadap bahasa verbal pada saat ia menginjak usia delapanbelas tahun.
·        Sang anak akan memiliki hambatan atau masalah bahasa yang tidak bisa misalnya, secara kronis menggunakan struktur bahasa atau kata ganti yang aneh, usaha konsisten dalam kata keliru yang masih berlangsung setelah berusia delapanbelas tahun
·        Sang anak tidak bisa menunjikan bagian tubuh yang ditanyakan pada nya saat ia sudah berusia duabelas bulan
·        Sang anak tidak bisa merangkai kata saat ia beranjak usia dua setangah tahun
·        Anak akan mengalami masalah artikulasi saat beranjak usia emapat setengah tahun
Dalam merespon tanda-tanda tersebut diatas seorang ahli bisanya terlebih dahulu akan mengenali sebab-sebab biologis fatal, dan jarang sekali terjadi yang bisa mengganggu perkembangan bahasa, misal ketulian bawaan sejak lahir, infeksi kronis yang menyebabkan ketulian sementara, ketulian persial atau justru ketulian total,cacat otak bawaan sejak lahir dan masalah neurologis yang diwarisi.



Gangguan Artikulasi
          gangguan artikulasi jelas sekali merupakan penyebab masalah komunikasi yang paling umum terjadi pada anak-anak, hingga 20% anak-anak pada pra-sekolah mengalami beberapa kesulitan dalam artikulasi. Gangguan ini secara resmi digambarkan sebagia sebuah kegeglan dalam menghasilkan bunyi ucapan yang sesuai, sebagian anak yang mengalami gangguan artikulasi ini akan menggantikan sebuah bunyi huruf dengan huruf lain( contoh : melafalkan s dengan c), sementara anak lain akan membuang salah satu suku kata, menghentikan suku kata atau bahkan sama sekali menghentikan bunyi dari sebuah kata.
          Sebagian besar anak-anak yang mengidap gangguan ini biasanya baru akan diketahui pada saat mereka menginjak usia 4 tahun, karena pada saat usia ini anak-anak sudah bisa berbicara dengan cukup fasih, tetapi diagnosa tesebut bisa dilakukan lebih dini jika memang ganguan tersebut sangatlah parah. Gangguan ini sering kali dan hampir selalu muncul bersama dengan gangguan bahasa, tapi jarang sekali gangguan ini muncul secara sendiri-sendiri.sering kali sulit bagi kita membedakan sebuah gangguan bahasa dengan sebuah gangguan artikulasi untuk melakukan sebuah diagnosa dan menyarankan perawatan yang tepat, dibutuhkan usaha seorang ahli dalam bidang ini sendiri.


MENGOMPOL
          Hampir tidak ada anak yang bisa melalui masa ini tanapa setidaknya sebentuk penolakan, kecemasan atau kemarahan, meskipun pada usia 3 tahun mereka mau tak mau harus belajar bagaimana cara menggunakan toilet, untungnya lebih dari 90% anak akan mampu mengontrol sistem buang air kecil pada saat sudah menginjak usia 5 tahun.
          Ada dua buah kategori tukang ngompol, pertama, mengompol yang ditujukan oleh anak yang memang masih belum mampu mengontrol kandung kemihnya pada saat ia sudah menginjak usia 5 tahun. Kedua, berhubungan dengan anak yang sudah pernah belajar latihan buang air pada saat usia tiga atau empat tahun, namun mulai mengompol ditempat tidur atau dicelana antara usia empat sampai delapan tahun.
          Meskipun kita belum sepenuhnya mengetahui seluruh penyebab terjadinya mengompol, setidaknya kita kita sudah memahami bahwa anak-anak yang mengompol kategori kedua seringkali membasahi tempat tidur atau celananya atau mengompol dimalam hari, tejadi jauh lebih umum terjadi dibandingkan dengan mengompol dicelana yang juga dikenal dengan diural eneuresis. Akiabat dari strees terkadang disebabkan oleh sebentuk trauma semisal kelahiran seorang adik, terkadang oleh pelecehan seksual, terkadang lagi akibat dari trauma fisik semisal sedera kepala, kecenderungan mengompol bisa jadi merupakan masalah yang diwariskan. Jarang sekali ditemukan kasus dimana penyebabnya adalah masalah biologis, misalnya kandung kemih yang tak mampu menampung jumlah urine yang normal, cacat halus di otot dinding kantung kemih, dan kemungkinan beberapa variasi dalam apa yang disebut circadian rhythms ( perubahan jasmaniah pada waktu-waktu tertentu pada siang atau malam hari.Mengompol biasanya akan membuat orangtua dan anak menjadi sama-sama jengkel, marah mereka beranggapan anak meraka mengompol dengan sengaja.

Buang air besar di celana
          Ada dua kategori encopresis atau buang air besar celana secara klinis digambarkan sebagai perilaku berulang membuang kotoran yang tidak pada tempatnya, dan tempat yang paling umum adalah celana, 1). Buang air besar di celana yang dilakukan  oleh anak-anak yang memang belum memiliki kontrol pada pergerakan usus besarnya, dan 2).  Encopresis pada \anak-anak yang sudah pernah memiliki kemampuan untuk mengontrol usus besar dan isi perutnya, namun kemuadian ia kehilangan kemampuan tersebut.
          Hingga pada usia kira-kira empat tahun kecelakaan buang air besar di celana akan terjadi pada hampir semua anak, pada kenyataannya ada banyak anak yang berusia empat tahun yang tetap mengalami kecelakaan ini dan ia tetap belim bisa didiagnosa mengidap encopresis,  hingga ia mengalami setridaknya ia mengalami satu kali buang air besar di celana dalam satu bulan, selama kurun waktu 3 bulan berturut-turut.
          Sebagian anak-anak yang mengidap encopresis merasa malu atas hal tersebut, dan mereka sering kali menyembunyikan celana mereka, dan mereka memiliki bau yang tak enak. Sehingga sering mereka diejek-ejek oelh teman mereka disekolah dan memanggilnya denagn julukan yang tidak menyenangkan.
          Kita belum sepenuhnya mengetahui alasan dari kemunculan encopresis,  terkadang dihubungkan dengan kelainan fisik dari otot-otot disekitar dubur, meskipun kelainan-kelainan ini memang bisa menyebabkan encopresis namun kelainan-kelainan tersebut bisa merupakan sebuah gejala dari yang bekepanjangan.
          Ada juga kesan bahwa buang air besar di celana berhubungan kuat dengan stress, dalam keadaan stress kronis cenderung lebih rentan terkena encopresis. Ada beberapa teori tentang penyebab encopresis mulai dari konflik keluarga, latihan buang air besar susah, dan berbagai gangguan dari masalah keluarga lainnya,(pengabaian, pelecehan, kekerasan, peceraian, pertikaiana antar saudaradan alain sebagainya. Dan anak yang mengidap encopresis besikap menentang dan agresif.





 Gangguan Psikosomatik
Gangguan psikosomatik memiliki sejarah yang panjang selama lebih dari seratus tahun belakangan telah kita temukan berbagai catatan dan laporan tentang pasien dengan gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan, diagnosa umum bagi keluhan-keluhan adalah “hysteria” keadaan yang paling sering ingin disembuhkan oleh Frued saat dia memulai prakteknya. Rasa sakit psikosomatik sedemikain dianggap sebagai ekspresi jasmaniah dari masalah emosional yang mendasarinya merupakan ingatan-ingatan yang menyakitkan, berbagai konflik bawah dasar, terkadang pelecehan seksual.
Penderita emosional dengan gangguan somatoform, dengan dua kategori yang sering kita lihat pada anak-anak. Pertama, adalah gangguan konversi, kekurangan akan fungsi-fungsi motorik atau inderawiah yang seringkali menyerupai keadaan-keadaan neurologis atau oleh stress.
Dalam kasus-kasus yang jarang terjadi, anak-anak yang mengalami gangguan ini bahkan benar-benar akan merasa tidak mampu bangkit tempat duduk mereka, namun tampaknya pengaruh gangguan ini seringkali muncul diarea abdominal atau perut, gejala ini yang sangat umum terjadi sehingga seringkali dianggap terpisah dari gangguan itu sendiri. Demikian anak-anak yang mengalami rasa sakit di abdominal mungkin akan mengeluhkan gejala-gejalanya diantaranya, pusing, pingsan, dan perasaan yang paling umum kurang sehat, termasuk mual-mual, muntah-muntah, dan gangguan usus.
Kedua, gangguan dari psikosomatik adalah gangguan somatisasi, terjadi pada remaja gangguan ini jarang sekali terjadi pada anak-anak, gangguan ini melibatkan keluhan jasmaniah yang kronis dan beragam. Berbeda dengan gangguan konversi, gangguan soamatisasi bersifat jangka panjang, cenderung untuk kambuh dan meiliki banyak sekali gejala.
Sejak masa Frued menjelaskan bahwa anak-anak dengan gangguan psikosomatik berupa gangguan konveksi, pada masa pra-remaja mengalami penderitaan akibat dari stress emosional yang tidak mampu mereka ekspressikan secara langsung,stress ini bsa ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa sspesifik, semisal kematian anggota keluarga, kekerasan fisik atau pelecehan seksual, kondisi ruamah tangga yang kacau, konflik dengan orangtua atau saudara kandung.
Kita belum sepenuhnya tahu kenapa seorang anak mengalami gangguan psikosomatik dan sebagian yang lain tidak, meskipum tampaknya ada kecenderungan genetik, trauma dan kekerasan serta pelecehan cenderung akan meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan konveksi, dan sebagian anak tertentu benar-benar mengalami kesulitan dalam mengekspresikan stress emosionalnya secara langsung.



Anak yang mengidap penyakit fisik

bagi anak-anak yang mengalami penyakit fisik kronis mulai dari demam biasa atau diabetes hingga penyakit otot atau kanker, kehidupan mereka mungkin merupakan keadaan sangat menyedihkan dan menghilangkan semangat. Penyakit kronis akan membuat anak-anak menjadi sangat ketakutan dan mudah marah. Akivitas-aktivitas mereka sangat terbatas, kesempatan mereka untuk menikmati interaksi sosial yang normal terkurangi, dan anak yang sakit sangat mungkin merasa ngeri tak berdaya terhadap pungsi-pungsi jasmaniah dan kemungkinan fatal dari penyakit yang mereka derita.
Pemahaman anak-anak terhadap penyakit kronis yang mereka derita sangat bervariasi sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka. Semakin muda dan belum dewasanya seorang anak, maka akan semakin rentan pula ia untuk menganggap penyakitnya sebagai hukuman atas pikiran-pikiran, harapan-harapan atau perilaku-perilaku tabu mereka. Sementara ini anak-anak yang lebih dewasa cenderung akan menggantikan kecemasan mereka menyangkut kesehatan dan ketidakberdayaan mereka dengan berbagai prosedur medis dan aspek konkrit dari penyakit yang mereka derita, tersedot dalam detail tentang detail obat-obatan dan berbagai perawatan yang harus mereka jalani.cara bagi mereka untuk menggolong-golongkan atau melepaskan kecemasan mereka terhadap perawatan-perawatan dan operasi-operasi baru dimana mereka sangat mungkin akan menjadi subyeknya, yang benar-benar akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan yang luar biasa dalam diri mereka.
Gangguan saraf bawah sadar (termasuk sindrom tourette)
Gejala gangguan saraf bawah sadar ialah gerakan atau gestur dan terkadang disertai lenguhan kata-kata atau suara yang muncul secara cepat, tiba-tiba, berulang namun biasanya tanpa irama, merupakan sebuah hala yang sangat mengganggu, baik bagi anak-anak yang mengidapnya, maupun bagi orang lain yang disekeliling pendertanya.
Gejala-gejala ini sering terjadi akibat sebagai sebuah bukti, keberadaan penyakit mental atau bahkan kegilaan. Sebagian ahli terapi dan kesehatan mental masih menyakini pendapat tersebut dan anak malang yang secara kebetulan menunjukan gangguan ini secara dipaksa untuk seolah-olah dia terbelakangan mental atau gangguan secara emosional.
Gangguan saraf bawah bisa muncul dalam bentuk yang sanagat bervariasi, bisa terwujud mulai dari kedipan mata, sentakan kepala, dan bahu yang terangkat secara cepat hingga ketegangan otot abdominal, juluran lidah, ekspresi wajah yang aneh, dan gestur-gestur tangan, lengan dan kaki, terkadang dalam gerakan-gerakan yang cabul (copropraxia). Gangguan saraf yang berhubungan dengan suara bervariasi mulai dari bentuk yang sederhana.
Anak-anak yang menderita akibat dari gangguan saraf ini juga akan mengalami penderitaan dari rasa takut, kesalahpahaman, dan sikap kasar orang lain, bukan hanya dari anak-anak lain, namun juga terkadang dari anggota keluarga serta para guru. Rasa frustasi dan kecemasan anggota keluaraga hanya akan meningkatkan rasa ketidak-sukaan sang anak terhadap dirinya sendiri.
Gangguan saraf bawah sadar telah dipelajari secara mendetail karena sifat dramatisnya dan diagnosanya yang mudah, diketahui secara umum bahwa gangguan saraf bawah sadar memiliki sebuah basis genetik. Meskipun saat ini kita sudah mengetahui bahwa gangguan saraf ini bukanlah gejala dari neurosis, namun gangguan ini bisa memburuk akibat stress, berita baiknya adalah hampir semua anak yang mengalami gangguan ini 70-90% akan pulih dari awal masa remaja mereka.

Gangguan pola makan
Anak-anak yang didiagnosa dengan obesitas jika mereka memiliki berat badan yang seperlima lebih berat dari berat badan ideal bagi usia dan tinggi badan mereka, meskipun sebagian besar orang mengkambing hitamkan masalah hormon atas obesitas ini, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kelebihan berat badan biasanya berkembang dari sebuah sebab yang jelas, terlalu banyak makan. Obesitas memiliki kecenderungan untuk terjadi pada setiap keluarga dan meskipun ada kemungkinan genetik terhadap kemunculannya, masalh ini juga secara umum dipengaruhi oleh masalah-masalah dalam keluarga, anak yang mengalami kecemasan dan mengalami pola hidup rumah tangga yang kacau atau tidak teratur seringkali akan sering terkena masalah kegemukan, terutama pada anggota keluarga yang mengalami obesitas. Obesitas juga terjadi pada keluarga yang serba kekurangan, sama seperti pada berbagai gejala-gejala psikologis lainnya, obesitas juga melahirkan masalah emosional sekunder, menurunkan rasa percaya diri, lebih memungkinkan depresi dan isolasi. Sementara komplikasi medis dari obesitas adalah diabetes, kolesterol yang tinggi, masalah-masalah tidur, serta masalah umum dalam penyesuaian diri, dalam lingkungan sosial dan sekolah.
Lawan dari obesitas adalah anokreksia, yang hingga saat ini belum pernah dibahas dibuku-buku  tentang anak-anak pra-remaja, anoreksia ( pengurangan makanan secara sengaja oleh seseorang) memang masih jauh umum ketimbang pada anak-anak. Sebaliknya anoreksia pada anak-anak muncul dalam bentuk tidak tercapainya berat badan yang idealnya,serta pertumbuhan yang lamban.
Gangguan-gangguan pola makn berikut memang sedikit lebih jarang terjadi namun demikian berbahaya. Gangguan pola makan menghambat dalam hubungan mereka dengan pengasuhnya, gangguan ikatan, secara khusus, seringkali mengimplikasikan gangguan ini.
Pica secara remsi didefinisikan sebagai kebiasaan memakan bahan-bahan non-nutrisi yang terus menurus, adalah sebuah gangguan yang telah menarik perhatian masyarakat Amerika, karena seorang anak mengalami keracunan timah akibat memakan cat. Dan juga gangguan ini akan memakan zat lain, misalnya potongan kertas, kotoran, tanah, kayu, kertas, rambut dan sedotan plastik. Tak heran gangguan ini bisa keracuanan hingga kerusakan usus.
Sindrom failure-to-thrive (kegagalan untuk tumbuh) ditandai dengan perlambatan dalam meraih berat badan, pertumbuhan fisik, tinggi badan, serta lingkar kepala, yang disertai dengan gangguan dan perlambatan dalam perkembangan emosional dan sosial, yang disebabka oleh kurang yang asupan kalori.
Gangguan rumination (memamah-biak) kebiasaan untuk memuntahkan makanan dan mengunyahnya kembali, jauh lebih jarang dari sindrom gagal-tumbuh, gangguan ini berakar pada gangguan ikatan dengan pengasuh, dan sebagai sebuah respon terhadap pengabaian, umu terjadi pada anak kecil, dibawah usia 3 tahun, komplikasi medis  dari gangguan ini dari infeksi paru-paru, akibat dari kandung udara yang ada dalam makanan yang dimuntahnya,hingga malnutrisi atau kekurangan gizi, serta pertumbuhan terlambat, dan bisa berujung kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar